Hi salam jumpa kembali bersama penulis disini yang selalu mengaliri kawat dan Fiber Optik internet pembaca sekalian.
Sering denger dan lihat halo halo di area lampu merah kota kota besar tanah air? Penulis sih belum pernah, tetapi teman sejawat pernah dan merasakan ditegur oleh "mahkluk halus" yang mendiami pengeras suara di lampu merah tersebut.
Begini ceritanya.......
"waktu itu saya pernah ditegur cctv dipersimpangan BIP. Sekitar jam 8 malam. Kayaknya sih mesin yg ngomong. Saya disuruh mundur karena melewati garis batas. Mau mundur gimana? Belakangnya aja mobil udah mepet. Lantas kenapa saya bisa melampaui garis? Pada saat saya berjalan lampu sudah hijau. Didepan saya kendaraan padat dan agak stuck. Sehingga ketika saya sdh melewati garis, tiba2 lampu sdh kuning.
Otomatis ketika saya berhenti, sudah terlanjur melewati garis. Mau mundur? Udah banyak mobil dibelakang saya. Masa mau saya tabrak. Lantas pengeras suaranya tetap saja menyuruh saya mundur. Itulah kelemahannya sistem CCTV di lampu merah.
Tidak bisa lihat kronologisnya dulu knapa mobil saya melampaui garis. Kalo memang mau dibenahi kedisiplinan lalin, mbok ya jgn cuma berpatokan di lampu merah. Karena dgn kondisi jalan yg padat dan sering stuck, bahkan sering tetap macet sekalipun lampu sudah hijau, akan sering terjadi kejadian sperti yg saya alami itu. Benahi dulu semuanya, baru penerapan cctv di lampu merah bisa tepat dan bermanfaat sepenuhnya".
Terlepas mesin atau bukan, sebaiknya yang menjadi "juru bicara" pada setiap lampu merah yang memasang pengeras suara sebaiknya adalah personil aktif dan nyata dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) atau dari personil Dinas Perhubungan(Dishub)-Mohon koreksi kalau tidak tepat - dan sudah terkoreksi dengan adanya tayangan disuatu stasiun tv nasional yang menayangkan bahwa suara pada lampu merah adalah suara asli dari personil yang terkait dengan lalu lintas.
Mengapa? Setiap pelanggaran walaupun selalu sama pelanggarannya, tetapi sebabnya bisa bervariasi. Dikarenakan adanya variasi dari sebab, maka penanggulangannya juga harus case per case.
Efektif, hmm melihat psikologi masyarakat secara keseluruhan sepertinya tidak. Kenapa? simpel aja sih, yang ada orangnya(polisi lalu lintas) aja kalo meleng dilanggar, gimana yang hanya ada suara tanpa rupa.
Pake E-Tilang jawabannya? Belum juga, yang harus dipupuk adalah kesadaran berlalu lintas, dan membumikan bahwa sadar peraturan lalu lintas sangat berguna buat orang banyak.
Efektif, hmm melihat psikologi masyarakat secara keseluruhan sepertinya tidak. Kenapa? simpel aja sih, yang ada orangnya(polisi lalu lintas) aja kalo meleng dilanggar, gimana yang hanya ada suara tanpa rupa.
Pake E-Tilang jawabannya? Belum juga, yang harus dipupuk adalah kesadaran berlalu lintas, dan membumikan bahwa sadar peraturan lalu lintas sangat berguna buat orang banyak.
Kalau cuma hanya lewat pengeras suara, yah efek jeranya jadi tidak ada.
No comments:
Post a Comment